Ilmuwan Temukan Partikel Tuhan

 Kali ini materinya agak serius nggak kayak biasanya Ilmuwan Temukan Partikel Tuhan


Maap yah..! Kali ini materinya agak serius nggak kayak biasanya. Soalnya ini merupakan inovasi besar di bidang sains and technology yang sangat bermanfaat buat masa depan.

Partikel Tuhan ialah partikel terakhir dalam teori model standar. Dalam model ini, alam semesta tercipta dari 12 partikel dasar dan 6 pembawa gaya. Sebelumnya, gres lima partikel pembawa gaya yang ditemukan. 

Sebutan God Paricle atau Partikel Tuhan diusulkan oleh Peter Higgs, seorang fisikawan asal Inggris yang telah mengamati dan memprediksi keberadaan partikel ini semenjak tahun 1960-an. Dengan ditemukannya partikel ini dibutuhkan sanggup menjelaskan mengapa benda-benda alam semesta mempunyai massa. Dengan begitu maka terjawablah mengapa galaksi, planet, bahkan insan mempunyai hak untuk hidup. 

Ya bersama-sama saya nggak oke kalau partikel ini disebut dengan Partikel Tuhan, alasannya ialah kita memang diciptakan tanpa mengetahui wujud yang kuasa itu ibarat apa, jenis kelamin, bentuk, dan lain sebagainya termasuk partikel. Toh, bersama-sama ini menjurusnya juga bukan ke teori pertuhanan.

"Kami telah mengamati partikel gres konsisten dengan Higgs Boson," kata Pak Heuer dalam seminar yang diselenggarakan, Rabu (4/7). Heuer menjelaskan bahwa dua inti yang berada bekerja di Large Hadron Collider (LHC), meyakini lebih dari 99 persen, telah menemukan Higgs Buson. Dua tim tersebut yaitu A Toroidal LHC Apparatus (ATLAS) dan Compact Muon Selenoid (CMS).

Higgs Buson ialah salah satu kepingan puzzle terakhir yang dibutuhkan untuk melengkapi pemahaman dari model standar fisika - teori usang yang sukses menjelaskan bagaimana partikel dasar berinteraksi dengan kekuatan dasar alam. Partikel ini pula yang telah usang dicari oleh para fisikawan. Higgs berasal dari nama ilmuwan asal Inggris "Peter Higgs" dan Boson ialah nama ilmuwan asal India "Satyendra Nath Bose"

Tim ATLAS dan CMS mengungkapkan Higgs Boson mempunyai massa sekitar 125-126 gigaelectron (GeV) atau sekitar 125 kali massa proton (partikel bermuatan aktual dalam inti atom). Massa ini di luar asumsi para fisikawan, yang memperkirakan mempunyai massa hanya sekitar 115 GeV.

Hasil penelitian lima sigma signifikansi, yang berarti bahwa hanya ada satu dalam satu juta kemungkinan bahwa sinyal Higgs yang diamati oleh tim peneliti bukanlah sebuah kebetulan statistik. Hasil lima sigma yang didapat dari eksperimen ini diluar dugaan para fisikawan. Termasuk David Evans, ketua tim Inggris yang bekerja di LHC yang berbasis di A Large Ion Collider Experiment Collaboration (ALICE).

Evans telah memprediksi sebelumnya bahwa tim akan mengumumkan hasil empat sigma. Jumlah ini merupakan standar untuk sebuah pengamatan partikel gres yang telah dihitung secara resmi sebagai inovasi yang benar dan bukan sebuah kebetulan.

"Ini bahkan lebih baik dari asumsi saya. Saya rasa kita sanggup menyampaikan bahwa Higgs benar-benar disini. Dia ada," kata Evans. Bukan hanya Evans, fisikawan Michael Tuts dari tim ATLAS juga mengungkapkan merasa takjub. "ini luar biasa dan menarik."

Evans mengungkapkan bila tim ATLAS dan tim CMS yang bekerja di LHC telah melaksanakan pekerjaan yang luar biasa. Pasalnya, pada Desember lalu, kedua tim ini mengumumkan bahwa pengamatan mereka terhadap partikel Higgs gres mencapai hasil dua sigma. Yang artinya, belum memenuhi parsyaratan untuk menjadi inovasi baru.

Hueur menyebut pengumuman partikel gres ini sebagai sebuah "tonggak bersejarah." Tetapi, sekaligus menjadi pekerjaan rumah yang ada di depan mata para fisikawan, alasannya ialah mereka mencoba untuk mengkonfirmasi identitas partikel gres yang ditemukan dan melaksanakan penelitian lebih lanjut. "Saya pikir kita semua sanggup bangga, tapi ini ialah sebuah awal," kata Heuer.

Lah Pertanyaan yang muncul ialah "Partikel ini fungsinya buat apa?".  "Ini inovasi yang ada diluar imajinasi kita. Pengetahuan gres yang ilmuwan pun belum tahu apa kegunaan praktisnya," kata Suharyo Sumowidagdo (Fisikawan Indonesia yang terlibat dalam inovasi God Particle). Kegunaan mudah ini mungkin belum akan ditemukan dalam puluhan bahkan ratusan tahun ke depan.

Contohnya ibarat teori relativitas Einstein yang dikala diumumkan tujuh puluh tahun kemudian belum sanggup dipahami. Kini, GPS bekerja menurut teori itu. Tanpa teori Einstein, GPS tidak akan sanggup menunjukkan lokasi dengan tepat, dan akan meleset 50 hingga 100 meter. Waduuh sanggup kesasar nanti. Gawat!!!!

Kita sebagai anak muda Indonesia biar sanggup berlari  dan ikut berpartisipasi di dunia Internasional, Mulai dengan hal kecil misal buang sampah ditempatnya. Itu sudah termasuk acara Internasional Kebumian, Salam Seni Jalanan!





Related Posts

Subscribe Our Newsletter